Minggu, 07 April 2013

Cara Sederhana Memahami ISO Dalam Fotografi

Cara Sederhana Memahami ISO Dalam Fotografi
Melalui artikel InFotografi di awal bulan Desember ini kami berharap bisa memudahkan pemahaman terhadap salah satu elemen exposure triangle atau segitiga fotografi. dimana ISO adalah salah satu elemen tersebut. Artikel ini akan mengulas ISO dengan menggunakan analogi atau pengandaian pada lebah pekerja sehingga akan lebih mudah dipahami. 

Hard working bee Macro


Analogi yang bisa digunakan untuk memudahkan pemahaman adalah: Anggap ISO sebagai lebah pekerja, jika kamera Saya diatur pada ISO 100, maka berarti Saya memiliki 100 lebah pekerja, dan jika kamera Sobat diatur pada ISO 200, maka Sobat memiliki 200 lebah pekerja. Tugas dari lebah pekerja ini adalah untuk mengumpulkan cahaya yang masuk melalui lensa dan menciptakan gambar. Jika kita berdua sama-sama menggunakan aperture
f/5.6 pada lensa kita, dimana hal ini berarti cahaya dengan jumlah yang sama akan masuk melalui lensa, siapa yang akan merekam gambar paling cepat, Sobat atau Saya? Jawabannya adalah Sobat, kenapa? Karena Sobat memiliki dua kali lipat pekerja dibandingkan dengan Saya. Sobat memiliki 200 lebah sedangkan saya memiliki hanya 100 lebah pekerja.

Lalu bagaimana hubungan sebenarnya dengan shutter speed? Mari asumsikan Kita berdua sedang memotret bunga di sebuah kebun di siang hari yang berawan. Tetap ingat bahwa Sobat menggunakan ISO 200 sedangkan saya hanya 100, kamera kita sama-sama diatur pada aperture f/5.6. Ketika Sobat menambah shutter speed untuk mendapatkan exposure yang pas, dan Sobat ternyata mendapatkan 1/250 detik. Tetapi ketika saya merubah shutter speed untuk mendapatkan exposure yang pas, ternyata saya mendapatkan exposure yang lebih lama dari Sobat, yaitu 1/125 detik. Hal ini dikarenakan 200 lebah pekerja Sobat hanya memerlukan separuh waktu saya yang hanya berjumlah 100 lebah pekerja untuk merekam serta membuat sebuah gambar/foto.

Mengingat ini adalah hal penting dalam bagaimana memahami dan mengerti tentang exposure, Kami ingin Sobat setelah membaca artikel ini segera mulai bereksperimen dengan kamera, dan jangan lupa membawa catatan serta bolpoint. Atur ISO kamera ke angka 200 (jika Sobat masih menggunakan kamera film maka coba ganti roll film Sobat dengan yang memiliki ISO/ASA 200). Sekarang atur bukaan aperture ke f/8, arahkan ke sebuah obyek yang memiliki pencahayaan cukup, rubah shutter speed sampai light meter mengindikasikan exposure yang pas (Sobat boleh juga menggunakan mode Aperture Priority dalam latihan ini). Berikutnya rubah ISO sobat lagi ke angka 400, biarkan aperture pada f/8, sekali lagi arahkan kamera ke subyek yang sama. Baik pada mode Manual atau Aperture Priority, Sobat akan lihat bahwa light meter akan menunjukkan shutter speed yang berbeda untuk mendapatkan exposure yang tepat

Apa yang Sobat dapatkan dari latihan diatas? Ketika Sobat menaikkan jumlah lebah pekerja (ISO) dari 100 ke 200 maka shutter speed berubah: dari 1/125 ke 1/250 detik atau bahkan bisa saja 1/160 ke 1/320 detik. Kami tidak tahu subyek apa yang Sobat foto, dan sangat sulit untuk mengetahui berapa shutter speed yang dibutuhkan.

Sobat bisa juga melakukan latihan yang sama dengan tetap mengatur shutter speed secara konstan. Sebagai contoh 1/125 detik, lalu lakukan perubahan pada aperture sampai light meter menunjukkan exposure yang tepat, atau jika Sobat ingin tetap menggunakan mode autoexposure, gunakan Shutter Priority, atur shutter speed pada 1/125 detik, dan kamera akan memilihkan aperture yang tepat buat kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar